07 Agustus 2009

"Money Laundering" dan Dana Teroris

MONEY laundering atau pencucian uang menjadi salah satu persoalan yang dibahas dalam Konferensi Ke-23 Aseanapol di Manila, Filipina, September 2003.
PERSOALAN ini semakin mengemuka karena pencucian uang dikaitkan dengan dana yang digunakan jaringan teroris. Sebelum isu terorisme menguak, biasanya masalah pencucian uang selalu dikaitkan dengan perdagangan gelap narkotika, bisnis prostitusi, perjudian, dan perdagangan senjata ilegal. Namun, seiring dengan merebaknya isu terorisme, maka masalah pencucian uang dikaitkan dengan jaringan teroris di Asia Tenggara dan dunia.
Dalam sidang komisi di Konferensi Ke-23 Aseanapol di Manila, terungkap bahwa saat ini otoritas internasional menyoroti Indonesia, Malaysia, dan Filipina karena sejumlah tersangka sudah mulai mengumpulkan dana kemanusiaan dan memiliki hubungan dengan organisasi teroris.
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Erwin Mappaseng mengatakan, Polri sudah menyiapkan penyidik yang menguasai persoalan pencucian uang untuk menangani berbagai kasus ini. Kedekatan Polri dengan petugas Bank Indonesia digambarkan Erwin sebagai, "Kami tinggal angkat telepon untuk berkoordinasi jika ada transaksi keuangan yang mencurigakan."
Setelah tragedi WTC pada 11 September 2001, Financial Action Task Force on Money Laundering (FATF), gugus tugas yang dibentuk negara-negara G7 pada tahun 1989 untuk memberantas pencucian uang, memperluas misi dengan ikut serta mencegah mengalirnya dana ke rekening para teroris.
FATF dalam laporan tahun 2001-2002 menyebutkan, organisasi teroris terkait dengan sumber pendanaan yang legal dan ilegal. Organisasi teroris sangat bergantung pada hasil sumber kejahatan yang menghasilkan uang, misalnya perdagangan gelap narkotika, penyelundupan barang dalam jumlah besar, dan kejahatan keuangan antara lain pemalsuan kartu kredit.
Kajian FATF menyebutkan, modalitas pencucian uang yang dilakukan organisasi teroris tidak membedakan dari kejahatan asalnya. Karena itu, aksi terorisme yang dibiayai dengan kejahatan yang menghasilkan uang dan perang melawan pendanaan terorisme dapat diupayakan melalui perangkat pengaturan pencucian uang.
FATF juga menyebutkan, pendanaan terorisme umumnya bergantung pada sumber pendanaan yang sah, yang dikumpulkan melalui organisasi yang sah atau organisasi nirlaba. Dana-dana ini antara lain berasal dari iuran keanggotaan, sumbangan, dan acara kebudayaan dan sosial, yang kemudian disalurkan ke organisasi teroris.
FATF menegaskan pula, pengumpulan dana untuk kepentingan sosial acapkali menjadi "kendaraan" bagi pengumpulan dana pendukung aksi terorisme karena sumber uang yang legal ternyata sangat menyulitkan pendeteksian. Selain itu, perusahaan-perusahaan yang memiliki jaringan bisnis lintas batas negara juga sering dimanfaatkan untuk pengumpulan dana terorisme melalui jaringan bisnis yang legal.
Karena itu pula, lembaga keuangan mengalami kesulitan mendeteksi dengan menggunakan instrumen laporan transaksi keuangan mencurigakan atau suspicious transaction report (STR).
Di sejumlah negara, kurangnya pengaturan mengenai pencegahan pendanaan terorisme menimbulkan dampak, organisasi teroris dapat dengan aman mengumpulkan dana.
Kriminalisasi atas perbuatan pendanaan terorisme ini sangat mendesak dijadikan sebagai predicate crime dari tindak pidana pencucian uang. Sangat beralasan jika pendanaan terorisme diklasifikasikan sebagai tindak pidana.
Seorang analis PPTAK menyebutkan, Indonesia sudah merespons secara positif gagasan yang berkembang dalam masyarakat internasional bahwa terorisme dan pendanaan terorisme merupakan tindak pidana. Lahirnya Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Terorisme menjadi UU, menjadi landasan hukum utama dalam menangani berbagai aksi terorisme di Indonesia.
Pengaturan terorisme sebelumnya sudah diakomodasi dalam UU No 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Dalam Pasal 2 disebutkan bahwa terorisme sebagai salah satu kejahatan asal dari money laundering sehingga uang yang berasal dari aktivitas organisasi teroris dapat dikejar dan dituntut dengan UU No 15 Tahun 2002.
PERSOALANNYA, pemberantasan pendanaan terorisme bukan hal yang gampang. Analis PPTAK itu menyebutkan, belum adanya administrasi kependudukan yang tertib, seperti belum adanya kartu identitas tunggal (uniform single ID) bagi setiap orang, seperti halnya dikenal di beberapa negara, antara lain Amerika Serikat dengan Social Security Number.
Pembuatan identitas palsu yang mudah dilakukan pun ikut mempersulit upaya deteksi dan penyelidikan kegiatan pendanaan terorisme.
Penerapan prinsip mengenal nasabah (Know Your Customer) juga belum sepenuhnya dilakukan, baik karena alasan persaingan antarindividu industri, kurangnya penegakan hukum, maupun kurangnya kesadaran nasabah.
Masih dibutuhkan waktu untuk sosialisasi UU Terorisme dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang yang relatif masih baru ini. Di samping itu, dibutuhkan juga perjanjian internasional yang mengatur pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme. ***

[baca selengkapnya]

Gaya Hidup Orang Sukses

Ada satu lembaga penelitian sekuler di USA yang meneliti tentang orang orang yang hidupnya sukses dan bahagia. Karena lembaga yang meneliti ini sangat sekuler, maka tolok ukur atau kriteria orang yang sukses dan bahagia pertama adalah banyaknya uang yang dimiliki (perspektif financial).

Lembaga tersebut akhirnya mensurvai orang orang kaya (para milyuner) dengan sample awal sebanyak lebih dari 200 ribu orang milyuner. Dari 200 ribu itu disaring kadar bahagianya berdasarkan berbagai parameter parameter tertentu termasuk keharmonisan kehidupan dalam keluarga. Hasil saringan terakhir ada sekitar 200 orang yang dianggap sangat bahagia, karena selain kaya, bisnisnya luar biasa, dapat menikmati hidup, keluarganya, beres. Hasil survai tersebut ditulis dalam buku karangan Thomas Stanley berjudul "The Millionaire Mind." Orang orang kaya tersebut rata rata sudah berumur, mereka adalah orang kaya dalam 1 generasi, artinya bukan kaya karena warisan, atau dapat lotre atau dapat harta karun, akan tetapi kaya dengan modal atas jerih paya sendiri alias hasil kerja keras sendiri.

Kemudian orang orang ini diwawancara satu persatu secara detail, dan pada akhirnya disimpulkan gaya hidup orang orang kaya yang sukses dan bahagia tersebut ke dalam sepuluh gaya hidup mereka, yaitu :
1 . Orang orang tersebut frugal atau sangat hemat tapi tidak pelit, artinya mereka tidak boros, penuh pertimbangan dalam memanfaatkan uang mereka. Untuk beli sesuatu, harus pikir pikir dulu sekitar 20 kali apakah yang akan dibeli tersebut memang betul betul merupakan suatu kebutuhan atau hanya sekedar keinginan, mereka adalah tipe orang yang tanya sama Tuhan tentang segala sesuatu pengeluaran. Mereka tidak diperbudak mode, meskipun tidak kuno, tapi modis. Mereka tahu di mana beli barang bagus tapi murah.

2. Orang orang tersebut selalu hidup di bawah income mereka, tidak hidup gali lobang tutup lobang alias anti utang, anti besar pasak dari pada tiang, tidak merasa gengsi jika hidup di bawah pendapatan yang diterima.

3. Sangat loyal terhadap pasangan tidak kawin cerai dan berusaha selalu setia pada pasangan, baik dalam keadaan suka dan duka, termasuk mencintai keluarga besar.
4. Mereka selalu lolos dari prahara konflik baik dalam keluarga maupun bisnis (di USA sering resesi ekonomi, mereka selalu lolos). Setelah ditanya apa kunci lolosnya mereka dari prahara kegentingan dan ancaman, jawaban mereka adalah "overcoming worry and fear with The Bible and pray, with faith to God. We have God and His word." Artinya mereka menyandarkan hidup pasrah pada Tuhan, padahal negara mereka adalah Sekuler.

5. Cara berpikir mereka berbeda dalam segala segi dengan orang orang kebanyakan, contohnya, kita kalau pergi ke mall, mikir belanja untuk abisin duit, sedangkan mereka malah survey mencari peluang bisnis apa yang paling laku di mall. They think differently from the crowd. Mereka "The Man of Production"bukan The Man of Consumption."

6. Ketika ditanya kunci sukses mereka, adalah :
a. Punya integritas = satunya kata dengan perbuatan, omongan dan janji bisa dipegang dan dipercaya, jika diberikan amanah selalu ditepati, tidak berkhianat atau tidak munafik, menjunjung etika, moral, dan nilai nilai agama.
b. Disiplin = tidak mudah dipengaruhi, dalam segala hal, termasuk disiplin dalam hal waktu, aktivitas yang teratur, makan, olah raga, rekreasi, ibadah/kebaktian yang juga teratur, mereka orang yang tidak sembarangan konsumsi makanan, tidak serakah/rakus.
c. Selalu mengembangkan social skill = cara bergaul, belajar getting along with others people, belajar leadership, menjual ide, mereka orang yang meng upgrade dan meng-up date dirinya, tidak malas membaca dan belajar dari orang orang terdekat dan yang dikenal, mau menerima kritikan, sekalipun pedas.
d. Punya pasangan yang men-support, selalu mendukung dalam keadaan senang maupun duka lara, yang penting menurut mereka, integrity dimulai di rumah, kalau seorang suami/istri tidak bisa dipercaya di rumah, pasti tidak bisa dipercaya di luar.
7. Pembagian waktu dan aktivitas yang mereka lakukan paling banyak untuk hal hal berikut :
a. Mengajak pasangan, angota keluarga seperti anak dan cucu untuk sport/olah raga, rekreasi, alasannya dengan olah raga dan rekreasi bisa meningkatkan derajad kesehatan, daya tahan tubuh, memupuk "fighting spirit" yang penting untuk pertandingan jasmani dan rohani untuk menang sebagai orang beriman, untuk bisa sportif (menerima kenyataan, tetapi dengan semangat untuk memperbaiki dan menang).
b. Banyak memikirkan tentang investasi jangka panjang, mulai skala kecil kecilan hingga yang besar.
c. Banyak waktu berdoa mulai ketika bangun tidur, ketika memulai aktivitas, ketika mulai makan, selesai makan, sampai sebelum tidur senantasa memanjatkan doa dan puji¬-pujian kehadirat Illahi, mereka selalu mencari kasih sayang Tuhan, selalu berupaya belajar mengetahui, memahami, dan mengamalkan Firman Tuhan. Ini menjadi lifestyle mereka sejak muda, dewasa dan tua.
d. Attending Religious Activities. Senang sekali mengikuti acara acara kebaktian, kerohanian, dan sosial kemasyarakatan dalam komunitas mereka sendiri maupun masyarakat luas.
e. Socializing with Children and Grand Child, ngobrol menyenangi, menyantuni anak anak sebagai generasi muda penerus bangsa.
f. Entertaining with Friends, maksudnya bergaul, membina hubungan atau relasi yang baik dan saling menguntungkan untuk seumur hidup.
8. Have a Strong Religious Faith, dan menurut mereka ini kunci utama sukses mereka.
9. Religious Millionaire. Mereka tidak pernah memaksakan suatu jumlah aset sama Tuhan, tapi mereka belajar mendengarkan suara Tuhan, berapa jumlah aset yang Tuhan inginkan buat mereka. Selalu berdoa minta guidance untuk bisnis. Mereka bukan tipe menelan semua tawaran bisnis yang disodorkan kepada mereka, tapi tanya Tuhan dulu untuk mengambil keputusan.
10. Ketika ditanya tentang siapa mentor mereka, jawabannya adalah Tuhan.***

[baca selengkapnya]

03 Juli 2009

Gaya Hidup Orang Sukses

Ada satu lembaga penelitian sekuler di USA yang meneliti tentang orang orang yang hidupnya sukses dan bahagia. Karena lembaga yang meneliti ini sangat sekuler, maka tolok ukur atau kriteria orang yang sukses dan bahagia pertama adalah banyaknya uang yang dimiliki (perspektif financial).

Lembaga tersebut akhirnya mensurvai orang orang kaya (para milyuner) dengan sample awal sebanyak lebih dari 200 ribu orang milyuner. Dari 200 ribu itu disaring kadar bahagianya berdasarkan berbagai parameter parameter tertentu termasuk keharmonisan kehidupan dalam keluarga. Hasil saringan terakhir ada sekitar 200 orang yang dianggap sangat bahagia, karena selain kaya, bisnisnya luar biasa, dapat menikmati hidup, keluarganya, beres. Hasil survai tersebut ditulis dalam buku karangan Thomas Stanley berjudul "The Millionaire Mind." Orang orang kaya tersebut rata rata sudah berumur, mereka adalah orang kaya dalam 1 generasi, artinya bukan kaya karena warisan, atau dapat lotre atau dapat harta karun, akan tetapi kaya dengan modal atas jerih paya sendiri alias hasil kerja keras sendiri.

Kemudian orang orang ini diwawancara satu persatu secara detail, dan pada akhirnya disimpulkan gaya hidup orang orang kaya yang sukses dan bahagia tersebut ke dalam sepuluh gaya hidup mereka, yaitu :
1 . Orang orang tersebut frugal atau sangat hemat tapi tidak pelit, artinya mereka tidak boros, penuh pertimbangan dalam memanfaatkan uang mereka. Untuk beli sesuatu, harus pikir pikir dulu sekitar 20 kali apakah yang akan dibeli tersebut memang betul betul merupakan suatu kebutuhan atau hanya sekedar keinginan, mereka adalah tipe orang yang tanya sama Tuhan tentang segala sesuatu pengeluaran. Mereka tidak diperbudak mode, meskipun tidak kuno, tapi modis. Mereka tahu di mana beli barang bagus tapi murah.

2. Orang orang tersebut selalu hidup di bawah income mereka, tidak hidup gali lobang tutup lobang alias anti utang, anti besar pasak dari pada tiang, tidak merasa gengsi jika hidup di bawah pendapatan yang diterima.

3. Sangat loyal terhadap pasangan tidak kawin cerai dan berusaha selalu setia pada pasangan, baik dalam keadaan suka dan duka, termasuk mencintai keluarga besar.
4. Mereka selalu lolos dari prahara konflik baik dalam keluarga maupun bisnis (di USA sering resesi ekonomi, mereka selalu lolos). Setelah ditanya apa kunci lolosnya mereka dari prahara kegentingan dan ancaman, jawaban mereka adalah "overcoming worry and fear with The Bible and pray, with faith to God. We have God and His word." Artinya mereka menyandarkan hidup pasrah pada Tuhan, padahal negara mereka adalah Sekuler.

5. Cara berpikir mereka berbeda dalam segala segi dengan orang orang kebanyakan, contohnya, kita kalau pergi ke mall, mikir belanja untuk abisin duit, sedangkan mereka malah survey mencari peluang bisnis apa yang paling laku di mall. They think differently from the crowd. Mereka "The Man of Production"bukan The Man of Consumption."

6. Ketika ditanya kunci sukses mereka, adalah :
a. Punya integritas = satunya kata dengan perbuatan, omongan dan janji bisa dipegang dan dipercaya, jika diberikan amanah selalu ditepati, tidak berkhianat atau tidak munafik, menjunjung etika, moral, dan nilai nilai agama.
b. Disiplin = tidak mudah dipengaruhi, dalam segala hal, termasuk disiplin dalam hal waktu, aktivitas yang teratur, makan, olah raga, rekreasi, ibadah/kebaktian yang juga teratur, mereka orang yang tidak sembarangan konsumsi makanan, tidak serakah/rakus.
c. Selalu mengembangkan social skill = cara bergaul, belajar getting along with others people, belajar leadership, menjual ide, mereka orang yang meng upgrade dan meng-up date dirinya, tidak malas membaca dan belajar dari orang orang terdekat dan yang dikenal, mau menerima kritikan, sekalipun pedas.
d. Punya pasangan yang men-support, selalu mendukung dalam keadaan senang maupun duka lara, yang penting menurut mereka, integrity dimulai di rumah, kalau seorang suami/istri tidak bisa dipercaya di rumah, pasti tidak bisa dipercaya di luar.
7. Pembagian waktu dan aktivitas yang mereka lakukan paling banyak untuk hal hal berikut :
a. Mengajak pasangan, angota keluarga seperti anak dan cucu untuk sport/olah raga, rekreasi, alasannya dengan olah raga dan rekreasi bisa meningkatkan derajad kesehatan, daya tahan tubuh, memupuk "fighting spirit" yang penting untuk pertandingan jasmani dan rohani untuk menang sebagai orang beriman, untuk bisa sportif (menerima kenyataan, tetapi dengan semangat untuk memperbaiki dan menang).
b. Banyak memikirkan tentang investasi jangka panjang, mulai skala kecil kecilan hingga yang besar.
c. Banyak waktu berdoa mulai ketika bangun tidur, ketika memulai aktivitas, ketika mulai makan, selesai makan, sampai sebelum tidur senantasa memanjatkan doa dan puji¬-pujian kehadirat Illahi, mereka selalu mencari kasih sayang Tuhan, selalu berupaya belajar mengetahui, memahami, dan mengamalkan Firman Tuhan. Ini menjadi lifestyle mereka sejak muda, dewasa dan tua.
d. Attending Religious Activities. Senang sekali mengikuti acara acara kebaktian, kerohanian, dan sosial kemasyarakatan dalam komunitas mereka sendiri maupun masyarakat luas.
e. Socializing with Children and Grand Child, ngobrol menyenangi, menyantuni anak anak sebagai generasi muda penerus bangsa.
f. Entertaining with Friends, maksudnya bergaul, membina hubungan atau relasi yang baik dan saling menguntungkan untuk seumur hidup.
8. Have a Strong Religious Faith, dan menurut mereka ini kunci utama sukses mereka.
9. Religious Millionaire. Mereka tidak pernah memaksakan suatu jumlah aset sama Tuhan, tapi mereka belajar mendengarkan suara Tuhan, berapa jumlah aset yang Tuhan inginkan buat mereka. Selalu berdoa minta guidance untuk bisnis. Mereka bukan tipe menelan semua tawaran bisnis yang disodorkan kepada mereka, tapi tanya Tuhan dulu untuk mengambil keputusan.
10. Ketika ditanya tentang siapa mentor mereka, jawabannya adalah Tuhan.***

[baca selengkapnya]

24 Juni 2009

KISAH MENARIK AHMADINEJAD

Judul Buku “Ahmadinejad, David di Tengah Angkara Goliath Dunia”
Terbitan Himah Teladan, kelompok Mizan.
Dan kini ada Ahmadinejad, seorang tokoh in reality! Seberapa sederhanakah beliau ini? Let me tell you. Berikut ini saya kutipkan sebagian dari yang saya baca dari buku tersebut. Konon ketika beliau sudah menjabat sebagai walikota Teheran yang memiliki populasi lebih besar daripada Jakarta ia masih tampil dengan sepatu yang bolong-bolong. Ia menyapu jalanan Teheran dan bangga dengan itu. Sampai sekarang pun ia masih tampil dengan kemeja lengan panjang sederhana sehingga jika kita tidak mengenalnya dan bertemu dengannya kita tidak akan pernah mengira bahwa beliau adalah seorang presiden. Ya presiden dari sebuah negara besar. Di Balikpapan di mana saya tinggal bahkan hampir semua guru rasanya punya jas.



Sebelum menjabat sebagai presiden Iran beliau adalah walikota Teheran, periode 2003-2005. Teheran, ibukota Iran, kota dengan sejuta paradoks, memiliki populasi hampir dua kali lipat dari Jakarta, yaitu sebesar 16 juta penduduk. Untuk bisa menjadi walikota dari ibukota negara tentu sudah merupakan prestasi tersendiri mengingat betapa Iran adalah negara yang dikuasai oleh para mullah. Ia bukanlah ulama bersorban, tokoh revolusi, dan karir birokrasinya kurang dari 10 tahun. Beliau tinggal di gang buntu, maniak bola, tak punya sofa di rumahnya, dan kemana-mana dengan mobil Peugeot tahun 1977. Penampilannya sendiri jauh dari menarik untuk dijadikan gosip, apalagi jadi selebriti. Rambutnya kusam seperti tidak pernah merasakan sampo dan sepatunya itu-itu terus, bolong disana-sini, mirip alas kaki tukang sapu jalanan di belantara Jakarta. Nah! Kira-kira dengan modal dan penampilan begini apakah ia
memiliki kemungkinan untuk menjabat sebagai walikota Depok saja, umpamanya?
Dalam tempo setahun pertanyaan tentang kemampuannya memimpin terjawab.
Warga Teheran menemukan bahwa walikotanya sebagai pejabat yang bangga
bisa menyapu sendiri jalan-jalan kota, gatal tangannya jika ada selokan yang mampet dan turun tangan untuk membersihkannya sendiri, menyetir sendiri mobilnya ke kantor dan bekerja hingga dini hari sekedar untuk memastikan bahwa Teheran dapat mejadi lebih nyaman untuk ditinggali.
“Saya bangga bisa menyapu jalanan di Teheran.”Katanya tanpa berusahauntuk tampil sok sederhana. Di belahan dunia lain sosoknya mungkin dapat dijadikan reality show atau bahkan aliran kepercayaan baru. Sejak hari pertama menjabat ia langsung mengadakan kebijakan yang bersifat religius seperti memisahkan lift bagi laki-laki dan perempuan (ini tentu menarik hati para wanita di Teheran), menggandakan pinjaman
lunak bagi pasangan muda yang hendak menikah dari 6 juta rial menjadi 12 juta rial, pembagian sup gratis bagi orang miskin setiap pekan, dan menjadikan rumah dinas walikota sebagai museum publik! Ia sendiri memilih tinggal di rumah pribadinya di kawasanNarmak yang miskin yang hanya berukuran luas 170 m persegi. Ia bahkan
melarang pemberian sajianpisang bagi tamu walikota mengingat pisang merupakan
buah yang sangatmahal dan bisa berharga 6000 rupiah per bijinya. Ia juga menunjukkandirinya sebagai pekerja keras yang sengaja memperpanjang jam kerjanya
agar dapat menerima warga kota yang ingin mengadu.
Namun salah satu keberhasilannya yang dirasakan oleh warga kota Teheran adalah spesialisasinya sebagai seorang doktor dibidang manajemen transportasi dan lalu lintas perkotaan. Sekedaruntuk diketahui, kemacetan kota Teheran begitu parahnya sehingga saya pernah dikirimi salah satu foto lelucon dari berbagai belahan dunia
dengan judul “Onlyin _Equot; . salah satunya dari Teheran dengan judul “Only in Teheran” dengan foto kemacetan lalu lintasnya yang bisa bikin penduduk Jakarta
menertawakan kemacetan lalu lintas di kotanya.
Secara dramatis ia berhasil menekan tingkat kemacetan di Teheran dengan mencopot
lampu-lampu di perempatan jalan besar dan mengubahnya menjadi jalur putar balik yang sangat efektif. Setalah menjabat dua tahun sebagai walikota Teheran ia masuk dalamfinalis pemilihan walikota terbaik dunia World Mayor 2005 dari 550 walikota yang masuk nominasi. Hanya sembilan yang dari Asia, termasuk Ahma dinejad.
Tapi itu baru awal cerita. Pada tanggal 24 Juni 2005 ia menjadi bahan pembicaraan seluruh dunia karena berhasil menjadi presiden Iran setelah mengkanvaskan ulama-cum-mlliter Ali Hashemi Rafsanjani dalam pemilihan umum. Bagaimana mungkin padahal pada awal kampanye namanya bahkan tidak masuk hitungan karena yang maju adalah para tokoh yang memiliki hampir segalanya dibandingkan dengannya? Dalam jajak
pendapat awal kampanye dari delapan calon presiden yang bersaing, Akbar hasyemi Rafsanjani, Ali Larijani, Ahmadinejad, Mehdi Karrubi, MohammedBhager Galibaf,
Mohsen Meharalizadeh, Mohsen Rezai, dan Mostafa Min, popularitas Ahmadinejad paling buncit. Pada masa kampanye ketika para kontestan mengorek sakunya dalam-dalam untuk menarik perhatian massa, Ahmadinejad bahkan tidak sanggup untuk
mencetak foto-foto dan atributnya sebagai calon presiden. Sebagai walikota ia menyumbangkan semua gajinya dan hidup dengan gajinya sebagai dosen. Ia tidak mampu untuk mengeluarkan uang sepeser pun untuk kampanye! Sebaliknya ia justru menghantam para calon presiden yang menggunakan dana ratusan milyar untuk berkampanye atau yang bagi-bagi uang untuk menarik simpati rakyat.
Pada pemilu putaran pertama keanehan terjadi, Nama Ahmadinejad menyodok ke tempat ketiga. Di atasnya dua dedengkot politik yang jauh lebih senior di atasnya, Akbar Hashemi Rafsanjani dan Mahdi Karrubi. Rafsanjani tetap menjadi favorit untuk memenangi pemilu ini mengingat reputasi dan tangguhnya mesin politiknya. Tapi rakyat Iran punya rencana dan harapan lain, Ahmadinejad memenangi pemilu dengan 61 % sedangkan Rafsanjani hanya 35%. Logika real politik dibikin jungkir balik olehnya.
Ahmadinejad memang penuh dengan kontroversi. Ia presiden yang tidak berasal dari mullah yang selama puluhan tahun telah mendominasi hampir semua pos kekuasaan di Iran, status quo yang sangat dominan. Ia juga bukan berasal dari elit yang dekat dengan kekuasaan, tidak memiliki track-record sebagai politisi, dan hanya memiliki
modal asketisme, yang untuk standar Iran pun sudah menyolok. Ia seorang revolusioner sejati sebagaimana halnya dengan Imam Khomeini dengan kedahsyatan aura yang berbeda. Jika Imam Khomeini tampil mistis dan sufistis, Ahmadinejad
justru tampil sangat merakyat, mudah dijangkau siapapun, mudah dipahami
dan diteladani. Ia adalah sosok Khomeini yang jauh lebih mudah untuk
dipahami dan diteladani. Ia adalah figur idola dalam kehidupan nyata.
Seorang ’satria piningit’ yang mewujud dalam sosok nyata.Sebagaimana mentornya, ia tidak terpengaruh oleh kekuasaan. Kekuasaan seolah tidak menyentuh karakter-karakter terdalamnya. Ia seolah memiliki ‘kepribadian ganda’, di satu sisi ia bisa
bertarung keras untuk merebut dan mengelola kekuasaan, dan di sisi lain ia bertarung
sama kerasnya menolak segenap pengaruh kekuasaan agar tidak mempengaruhi batinnya. Tidak bisa tidak, dengan karakter yang demikian kompleks itu seorang revolusioner macam Ahmadinejad memang ditakdirkan untuk membuat banyak kejutan dan drama pada dunia. Ia memangkas semua biaya dan fasilitas kedinasan
yang tidak sine-qua-non terutama dengan urusan pribadi. Dalam pandangannya, untuk mewujudkan masyarakat Islam yang maju dan sejahtera, pejabat negara
haruslah memiliki standar hidup yang sama dengan rakyat kebanyakan., mencerminkan kehidupan nyata dari masyarakatnya, dan
tidak hidup di menara gading. Ia menetapkan PPN baru bagi orang-orang kaya dan
mengunakan dananya untuk membangun perumahan bagi rakyat miskin. Ia
membawa ‘uang minyak ke piring-piring orang miskin’ dengan program
“Reza Love Fund” (Reza adalah Imam ke delapan kaum Syiah) dengan mengalokasikan 1,3 milyar dollar untuk program bantuan bagi kalangan muda untuk menikah, memulai usaha baru, dan membeli rumah.
Meski mengagumi Imam Khomeini dan hidup asketis tidak berarti ia konservatif. Ia bahkan tampil moderat. Ketika ditanya apakah ia akan mengekang penggunaan jilbab yang kurang Islami di kalangan remaja Teheran, ia menjawab,:”Orang cenderung berpikir bahwa kembali ke nilai-nilai revolusioner itu hanya urusan memakai jilbab yang baik. Masalah sejati bangsa ini adalah lapangan kerja dan perumahan untuk semua, bukan apa yang harus dipakai.” Meski telah terpilih menjadi presiden ia sama sekali tidak mengubah penampilannya. Ia tetap tampil bersahaja dan jauh dari pamor kepresidenan. Pada salah satu acara dengan kalangan mahasiswa salah satu peserta menanyakan penampilannya yang tidak menunjukkan tampang presiden tersebut. Dengan lugas ia menjawab,:”Tapi saya punya tampang pelayan. Dan saya hanya ingin menjadi pelayan rakyat.” Air mata saya mengalir membaca ini. Subhanallah! Alangkah rendah hatinya pemimpin satu ini. Tak salah jika ia dicintai oleh bagitubanyak mahluk Tuhan di seluruh muka bumi.
Saya tidak ingin menulis lebih panjang tentang tokoh satu ini. Saya menganjurkan setiap orang untuk membeli bukunya dan membacanya sendiri dan menikmatinya sebagaimana saya menikmatinya. Belikan satu buku untuk anak Anda dan biarkan ia mengenal satu tokoh besar dunia yang masih hidup dan mudah-mudahan kelak dapat mengikuti jejaknya. Saya hanya ingin menutup tulisan ini dengan pendapatnya mengapa ia bersikeras agar Iran memiliki teknologi nuklir. Katanya,:”Jika nuklir ini dinilai jelek dan kami tidak boleh menguasai dan memilikinya mengapa kalian sebagai
negara adikuasa boleh memilikinya? Sebaliknya, jika teknonuklir ini baik untuk kalian, mengapa kami tidak boleh juga memakainya?” Suatu argumen sederhana yang tidak mampu dijawab oleh negara-negara Barat.Itu sebabnya Bush tidak bersedia meladeninya dalam suatu tantangan debat di PBB. *
(pernah diposting November 11, 2006 dari sebuah web)


[baca selengkapnya]

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP